-
Dian Puspita Sari, M. Tahir Kasnawi, Muh. Iqbal Latief, Muhammad Ashabul Kahfi, Saifur Rahman
Patologi sosial melibatkan remaja seringkali dikaitkan dengan budaya urban yang dinamis dengan kerentanan pengaruh nilai dari luar masyarakat sehingga system control sosial melemah. Namun dalam kenyataanya, penyimpangan sosial remaja di wilayah rural juga rentan terjadi sehingga masyarakat pedesaan yang diyakini memiliki system control sosial yang kuat ternyata tergerus oleh kemajuan teknologi informasi. Namun penyimpangan sosial remaja di wilayah pedesaan masih kurang di Indonesia. Untuk itu penelitian ini bertujuan menganalisis faktor penyebab perilaku menyimpang pada kelompok remaja di Desa Malangke, Kabupaten Luwu Utara,Sulawesi Selatan,Indonesia. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan dan wawancara langsung. Informan dalam penelitian ini adalah remaja yang melakukan penyimpangan, orang tua dan masyarakat di Desa Malangke. Penelitian ini mengidentifikasi lima faktor utama yang menjadi penyebab remaja melakukan penyimpangan. yaitu pengaruh teman sebaya, rendahnya pendidikan, oknum kepolisian yang tidak menegakkan hukum dan rentan terhadap sogokan, faktor ekonomi dan faktor lingkungan keluarga. Penelitian ini juga mengeksplorasi pendapat warga untuk menanggulangi perilaku yang menyimpang pada kelompok remaja, yaitu memberikan efek jera, melakukan rehabilitasi bagi pecandu narkoba, meningkatkan kontrol keluarga dan masyarakat, serta kontrol sosial pada aparat desa setempat dan penguatan komitmen kepolisian dalam menegakkan hukum dengan lebih akuntabel.
-
Pratiwi Wulandari, Yuliastri Maulani, Firdaus W. Suhaeb, Muhammad Iqbal Latief, Rahmat Muhammad
Penelitian ini membahas tentang adaptasi sosial dalam penerapan kebiasaan baru dimasa pandemi Covid-19 pada komunitas Grab motor Lusuru’ di Kelurahan Batua Kota Makassar. Dalam penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mendeskripsikan bentuk adaptasi sosial komunitas Grab motor Lusuru’ dalam penerapan kebiasaan baru dimasa pandemi Covid-19, 2). Untuk mendeskripsikan faktor penghambat proses adaptasi sosial komunitas Grab motor Lusuru’ dalam penerapan kebiasaan baru dimasa pandemi Covid-19. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam rangka mendapatkan data pada penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik antara lain observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini sebanyak 12 orang yang dipilih melalu teknik purposive sampling dengan kriteria, anggota Komunitas Lusuru’ yang sudah bekerja sekitar 2 tahun sebagai driver ojek online , dan berusia antara umur 20-50 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Ada dua bentuk adaptasi sosial yang tergambarkan di Komunitas Grab Motor Lusuru’ dalam Adaptasi Kebiasaan Baru yaitu adaptasi komformitas dan adaptasi rebellion. Adaptasi konformitas dilihat dari usaha penyesuaian diri yang dilakukan beberapa anggota komunitas Grab motor Lusuru’ mengikuti aturan yang berlaku di masyarakat, dan adaptasi rebellion dilihat dari beberapa anggota yang menolak menerapkan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat. 2) faktor yang menghambat adaptasi sosial komunitas Grab motor Lusuru’ dalam Adaptasi Kebiasaan baru yaitu faktor internal dan eksternal, faktor internal meliputi, (1) Persepsi para anggota komunitas terhadap keberadaan pandemi Covid-19, (2) Susahnya mengubah kebiasaan saat beraktifitas. Faktor eksternal meliputi, (1) Lingkungan masyarakat umum yang banyak tidak menerapkan Adaptasi Kebiasaan baru, (2) Fasilitas penunjang kebiasaan baru yang kurang.
-
Nie Lie, Ong Cin Siu, Panir Selwen, Lamirin Lamirin
Pelatihan vipassana bhavana bimbingan YM. Jinadhammo Mahathera, yang diadakan secara rutin di komunitas vipassana bhavana, bertujuan untuk menjawab problematika dalam dinamika kehidupan manusia dan emosinya. Manusia cenderung dikuasai oleh nafsu keinginan, pikiran, dan emosi negatif yang sulit dikendalikan, yang mengakibatkan stres, depresi, ketakutan, kekhawatiran, dan reaksi destruktif lainnya. Solusi untuk mengatasi problematika ini adalah melalui pelatihan vipassana bhavana, yang bertujuan untuk mencapai pandangan terang. Pandangan terang memungkinkan individu melihat fenomena kehidupan dengan jernih, menyadari bahwa kehidupan selalu berubah (anicca) dan dipengaruhi oleh keserakahan (lobha), kebencian (dosa), kebodohan (moha), dan penderitaan (dukkha) yang berputar dalam siklus yang tak terputus, hingga mencapai keadaan anatta (tanpa aku atau diri), yaitu Nibbana. Pelatihan vipassana bhavana juga mengembangkan kesadaran (sati), yang jika dilatih dengan tekun dan kesungguhan hati, dapat membantu membentuk kecerdasan emosional, kepribadian yang lebih positif, kemampuan beradaptasi, dan sikap yang positif dalam menghadapi tantangan kehidupan. Dengan pikiran yang positif, batin yang jernih, dan kesabaran, individu dapat dengan mudah menemukan solusi untuk mengatasi rintangan dan tantangan yang dihadapi dalam dinamika kehidupan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melibatkan 45 anggota komunitas vipassana bhavana sebagai subjek penelitian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskripsi dan regresi linier sederhana, dengan tingkat signifikansi 95% (α = 0,05) dan pengolahan data menggunakan program SPSS 25.0. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel vipassana bhavana memberikan sumbangan sebesar 71,7% terhadap kecerdasan emosional komunitas vipassana bhavana, sementara 28,3% sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari pelatihan vipassana bhavana terhadap kecerdasan emosional komunitas vipassana bhavana.
-
Abdul Wahab, Manjunathswamy Manjunathswamy, Preethi D
Social work is a helping profession that has the power to improve people’s lives on an individual, family, group, and community level. Increasing society’s overall well-being. In order to help students succeed academically, schools, parents, and communities depend on school social workers. They take the initiative in formulating policies for handling crises, providing support services and managing school behaviors. The period of growth and development that comes between childhood and maturity is known as adolescence. The psycho-social stage of development is characterized by increased stress, behavior problems, and conflict. School social workers offer direct and indirect assistance to students, families, and school personnel. The aim of the present research is to study adolescent student’s adjustment problems and explore the competencies of social workers in dealing with school-going adolescents’ problems, data was collected in shivamogga city with a convenient and purposeful sampling technique with the help of ‘The AISS-SS scale, the findings show that most of the adolescent students have problems related to mental health which they can’t express and social work competencies were playing an important role in dealing with adolescent mental health and adjustment problems in schools.
-
Latifah Latifah
In the context of internationalizing Borobudur as a destination for global Buddhist religious tourism this research aims to address the research questions: how does Borobudur's branding position it as a centre for the world's religions this study focuses on Borobudur’s branding in social media and content, social networks, social news, review sites, and virtual worlds forum. This research also incorporates data obtained through interviews with the managers of Borobudur Temple. This research employs a qualitative approach with a semiotic branding approach related to the declaration of the Borobudur Temple complex designated as one of the world's religious centres. the researcher conducts an analysis within the frameworks of syntagmatic, paradigmatic, and intertextuality. The research highlights Borobudur’s profound significance as a living spiritual and multicultural space, emphasizing its identity as a dynamic product shaped by social media. The study identifies two perceptions: religious tourism and cultural engagement, emphasizing Borobudur's multicultural appeal. The study aligns with the evolving nature of place branding, emphasizing emotional and experiential aspects. In conclusion, Borobudur emerges as a dynamic, spiritually rich destination with multicultural appeal. Social media plays a pivotal role in shaping its brand, emphasizing continuous promotion for global recognition and resonance. The influence of information technology propels globalization, altering the branding terrain. In this dynamic environment, tourists play an active role in shaping destination images, disrupting conventional top-down methodologies
-
Andi Raneta Putri, Arsyad Genda, Suryanto Arifin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi peran istri nelayan dalam pemanfaatan modal penghidupan serta untuk mengetahui signifikansi strategi livelihood peran istri nelayan dalam peningkatan kesejahteraan keluarga. Penelitian ini dilakukan di Desa Bontoborusu, Kabupaten Selayar yang merupakan wilayah kepulauan. Pengumpulan data menggunakan menggunakan metode survei dan oberservasi. Data dianalisis dengan metode chi-square untuk melihat kontribusi perempuan pada ekonomi keluarga. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada kontribusi peran istri nelayan dalam peningkatan kesejahteraan keluarga nelayan, istri nelayan memiliki serta memanfaatkan semua aset penghidupan yang ada seperti memanfaatkan modal manusia, modal alam, modal finansial, modal fisik dan modal sosial. Para istri nelayan memilih dua strategi yang dilakukan, yaitu strategi berbasis sumber daya alam diantaranya yaitu pemanfaatan sumber daya perikanan dan pemanfaatan lahan yang dimiliki, serta strategi berbasis non sumber daya alam seperti dengan cara bekerja, menekan pengeluaran, mengambil pinjaman, menabung, serta terlibat dalam kelompok sosial. Namun meskipun para istri nelayan sudah berkontribusi memanfaatkan segala asset penghidupan yang dimiliki dengan strategi-strategi yang telah dilakukan. Namun upaya tersebut tidak berpengaruh siginfikan terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga nelayan.