-
Sulaiman Mappiasse
Living in a society that upholds religious teachings and traditional values, like Indonesia, is not easy for the youth when they must face controversies like same-sex relationships and homosexuality. This article reveals how the Indonesian youth coming from different faith traditions in Manado dan Kotamobagu, North Sulawesi, respond to same-sex relationships and homosexual content available on social media. It is based on survey data from 1,250 school students delivered online during Covid-19 in 2020. The cross-tabulation results show that most of them hold very negative attitudes toward same-sex relationships as something that has become common in society. This high negativity, however, is not found in their attitudes toward homosexual content on social media. Many of them agree not to avoid homosexual content found on social media. This discrepancy might be explained by the nature of secrecy and repression around this nonnormative sexual practice in the physical and digital world that differs.
-
Annmaree Watharow, Damian Mellifont
Significant gaps persist in the literature about the participatory experiences of Deafblind and neurodivergent researchers in the conducting of disability studies. Research is therefore needed to gain a better understanding about the academic and broader life experiences of these scholars. Aiming to contribute to this understanding, and how these lived experiences of disability might inform socially just and inclusive co-produced qualitative research, we have conducted a descriptive case study. Undertaking dual roles as researchers and study participants, the authors interviewed each other and applied thematic analysis to identify themes, and cross case analysis to reveal theme commonalities and differences across nine domains. These domains are: a) impairment history; b) important milestones in life with disability; c) research journeys; d) methodological challenges; e) involvement in research as participants; f) scholar activism; g) multiple roles and identities; h) experiences with ableism; and i) Covid experiences. Our co-produced qualitative research demonstrates how diverse disability and impairment types with different needs can be consistently ‘matched’ with accessibility provisions allowing inclusionary knowledge building dialogue and practice to take place .
-
Gutriyana Gutriyana, Hasbi Marissangan, Rahmat Muhammad
Perpustakaan memainkan peran sebagai lembaga yang menyediakan sumber pengetahuan untuk masyarakat yang diharapkan dapat menginspirasi pembacanya untuk melakukan perubahan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan perilaku warga melalui aktivitas perpustakaan desa.Penelitian ini dilakukan di Desa Pajukukang, Kabupaten Maros dengan menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan dengan wawancara dan observasi lapangan. Data dianalisis dengan pendekatan kualitatif interpretative. Pemerintah Desa Pajukukang mengelola perpustakaan desa Al-Iqra yang kemudian mendapatkan penghargaan sebagai Desa Transformatif. Penelitian ini mengindikasi terjadinya perubahan perilaku warga yang aktif menjadi bagian perpustakaan desa dengan menjadi peternak. Warga yang aktif membaca di perpustakaan dan mendapatkan pengetahuan untuk beternak itik. Perpustakaan desa membuat warga memiliki kapasitas untuk merubah prilaku social ekonominya menjadi lebih produktif
-
Farah Dwi Lestari, Siti Zurinani
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses transformasi yang terjadi pada tradisi Grebeg Suro di Desa Sumbermujur sebagai salah satu objek daya tarik wisata Wisata Hutan Bambu yang dinilai memiliki nilai komoditi. Lokasi penelitian terletak di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Metode penelitian menggunakan pendekatan etnografi Spradley yang bertujuan untuk memahami fenomena dengan fokus pada makna-makna dibalik tindakan masyarakat yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipasi dan wawancara mendalam dengan masyarakat setempat. Teori praktik sosial Bourdieu dan komodifikasi budaya Mosco digunakan untuk melihat secara menyeluruh pandangan dan proses komodifikasi ini dalam sudut pandang masyarakat sebagai pemilik kebudayaan dan pelaku pariwisata. Penelitian mengungkapkan bahwa transformasi budaya pada tradisi Grebeg Suro, mengubah sebuah tradisi yang awalnya memiliki makna keagamaan dan spiritual, kini menjadi sebuah perayaan yang memiliki nilai komoditas. Hal ini menggambarkan bagaimana pariwisata dapat mempengaruhi perubahan suatu kebudayaan, menjadi komoditas yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika transformasi budaya dalam konteks pariwisata.
-
Dizza Siti Soraya, Mahmud Mulyadi, Rosmalinda Rosmalinda, M. Ekaputra
Persidangan elektronik menjadi rujukan dalam menyelesaikan kasus yang melibatkan Anak Berkonflik dengan Hukum pada tingkat pertama di Pengadilan Negeri saat era Pandemi Covid-19. Saat ini, pemerintah telah mengendalikan Pandemi Covid-19 dan masa transisi pandemi menuju endemi. Konsekuensinya, ada kemungkinan persidangan elektronik tidak akan digunakan di masa mendatang. Penelitian bertujuan untuk menganalisa persidangan elektronik bagi Anak yang Berkonflik dengan Hukum masih dilaksanakan sampai saat ini. Penelitian menggunakan penelitian yuridis normatif. Data primer digunakan sebagai data pendukung dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan sebagai Purposive Sampling. Persidangan elektronik terhadap perkara anak yang berkonflik dengan hukum masih dilaksanakan di Kota Medan sesuai PERMA No. 8 Tahun 2022 statusnya masih diberlakukan. Proses persidangan secara offline menurut UU SPPA, peserta sidang dan anak yang berkonflik dengan hukum berkumpul dalam ruang sidang anak di Pengadilan Negeri Medan Kelas IA Khusus. Proses persidangan elektronik, berdasarkan PERMA No. 8 Tahun 2022, para peserta sidang berkumpul dalam ruang sidang anak di Pengadilan Negeri Medan Kelas IA Khusus, sedangkan anak berada di LPKA Kelas IA Medan
-
Febriyani Ma'ruf, Suparman Abdullah, Ansar Arifin, Hajir Nonci, Santri Sahar
Salah satu pariwisata yang banyak diminati oleh wisatawan di Indonesia adalah wisata bahari. Dimana kegiatan pengembangan pariwisata tersebut mengedepankan aspek kelautan (bahari) sebagai antraksi utama. Penelitian ini kemudian menggambarkan dinamika sosial keagamaan wisata bahari di Pulau Karampuang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang melakukan pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari masyarakat lokal, pengelola wisata, aparat desa, tokoh agama serta pengunjung. Penelitian ini mengidentifikasi eksistensi wisata bahari di Pulau Karampuang yakni eksistensi objek wisata di Pulau Karampuang terus berkembang hingga tahun 2023 dan mampu memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat, baik kepada masyarakat lokal yang ditandai dengan terjadinya perubahan dan penambahan mata pencaharian, terbukanya peluang kerja yang baik bagi para pekerja kebun dan nelayan, hal tersebut tentunya dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. menggambarkan dampak sosial dari hadirnya objek wisata yakni Keberadaan objek wisata bahari pada Pulau Karampuang tentu menimbulkan dampak bagi masyarakat, baik dampak positif maupun dampak negatif yang dirasakan masyarakat setempat, bukan hanya pada dampak ekonomi saja namun juga menimbulkan dampak bagi kehidupan sosial masyarakat, serta pandangan agama terhadap hadirnya objek wisata di Pulau Karampuang, yakni masyarakat setempat tentunya harus mampu mempertahankan ajaran-ajaran agama yang mereka percayai agar tidak terpengaruh dengan budaya-budaya yang di bawa oleh wisatawan yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam.