Abstract
This article is a socio-cultural reflection on the lives of religious people in Tana Poso based on an experience of mentoring the dialogue and joint learning activities of students of Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kristen Sulawesi Tengah (STT GKST) Tentena and Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Ikhlas Poso. One of the fundamental questions in religion is how to live together amidst the challenges of changes in society and the environment. We argue that the combination of religion and culture as a source of values for the order of life is important in efforts to live peacefully in diversity. This cultural reflection is based on the experience of life as a religious person and, at the same time, a cultured person in the local wisdom value of Sintuwu. The word Sintuwu is a term that is widely known and lived by various ethnic groups in Central Sulawesi. This word has the root word Tuwu which means life. Denotatively, its meaning is living together, and the meeting point of religion is the harmony of life.
- Sintuwu
- Religious Harmony
- Poso
Abstract
Artikel ini merupakan refleksi sosio-kultural atas hidup orang beragama di Tana Poso berdasarkan pada satu pengalaman pendampingan dalam perjumpaan pada kegiatan Dialog dan Belajar Bersama Mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kristen Sulawesi Tengah (STT GKST) Tentena dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Ikhlas Poso. Salah satu pertanyaan mendasar dalam beragama adalah bagaimana menjalani hidup bersama di tengah tantangan perubahan masyarakat dan lingkungan hidup. Kami berargumen bahwa perpaduan antara agama dan budaya sebagai sumber nilai bagi tatanan hidup adalah penting dalam usaha hidup damai dalam keragaman. Refleksi kultural ini didasarkan pada pengalaman hidup sebagai manusia beragama dan sekaligus manusia berbudaya dalam sebuah nilai kearifan lokal Sintuwu. Kata Sintuwu merupakan istilah yang dikenal luas dan dihidupi oleh beragam kelompok etnik di Sulawesi Tengah. Kata ini memiliki kata dasar Tuwu yang artinya hidup. Secara denotatif maknanya adalah hidup saling menghidupi dan titik temu beragama adalah harmoni kehidupan.
- Sintuwu
- Harmoni Beragama
- Poso
Access the full text by clicking the button below.
Read Full Text
References
Aragon, Lorraine. (2001). Communal Violence in Poso, Central Sulawesi, Where People Eat Fish and Fish Eat People. Cornel University Library. https://ecommons.cornell.edu/items/812aeb3a-a672-4d26-9266- 26878033448f.
Bevans, Stephen. (2002). Model-Model Teologi Kontektual, Maumere: Ledalero.
Bräuchler, B. (2022). Creative Peacebuilding and Resistance in Indonesia. The Asia Pacific Journal of Anthropology, 23(1), 1–19. https://doi.org/10.1080/14442213.2021.2007990
Chalid, S. (2015). Pendidikan Harmoni Perspektif Al Qur’an Kerangka Teoritik dan Ranah Pendidikan Harmoni—Membangun Paradigma Baru Pendidikan Karakter Umat.
Damanik, Rinaldy. (2003) Tragedi Kemanusiaan Poso-Menggapai Surya Pagi Melalui Kegelapan Malam. Palu: PBH & LPS-HAM SULTENG.
Delly, J., Mizuno, K., Soesilo, T. E. B., & Gozan, M. (2021). The Seawater Heavy Metal Content of the Mining Port Close to the Residential Area in the Morowali District. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 940(1), 012019. https://doi.org/10.1088/1755-1315/940/1/012019.
Dewi, S. (2015). Ekofenomenologi—Menguarai Disekuilibrium Manusia dan Alam. Margin Kiri.
Haviland, W. A. (1985). Antropologi (Terj. R. G. Soekardijo, Vol. 1). Erlangga.
Hidayat, K. (1998). Tragedi Raja Midas, Moralitas Agama dan Krisis Modernisme. Paramadina.
Kadir, A., Suaib, E., & Zuada, L. H. (2020). Mining in Southeast Sulawesi and Central Sulawesi: Shadow Economy and Environmental Damage Regional Autonomy Era in Indonesia. 20–27. https://doi.org/10.2991/assehr.k.200214.004.
Karnavian, M. Tito. (2008). Indonesia Top Secret – Membongkar Konflik Poso. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat. (1979). Pengantar Ilmu Antropologi. Aksara Baru.
Kruyt, J. (1977). Kabar Keselamatan di Poso. BPK Gunung Mulia.
Liliweri, A. (2014). Pengantar Studi Budaya. Bandung Nusa Media.
Lumira, A. M. (2001). Islam Dan Anti Kekerasan – Suatu Upaya Menuju Ukhuwah Insaniah, dengan Titik Tolak Kasus Poso. Tesis: Universitas Kristen Duta Wacana.
Madjid, N. (2000). Islam, Doktrin dan Peradaban. Paramadina.
Mashuri, S., Futaqi, S., Hasanuddin, M. I., Yusuf, K., Rusdin, Takunas, R., Bahdar, Dwicahyanti, R., & Dwitama Haeba, I. (2024). The Building of Sustainable Peace through Multicultural Religious Education in the Contemporary Era of Poso, Indonesia. Cogent Education, 11(1), 2389719. https://doi.org/10.1080/2331186X.2024.2389719.
Mikkelsen, Britha. (2011). Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya Pemberdayaan- Panduan bagi Praktisi Lapangan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Ngelow, Z. J. (2023). Ekoteologi – Refleksi Kontekstual dan Aksi Lintas Iman untuk Keadilan Sosial-Ekologis. Yayasan Oase Intim.
Ngelow, Z. J., & Mandalika, P. R. (2015). Teologi Tanah – Perspektif Kristen Terhadap Ketidakadilan Sosio-Ekologis di Indonesia. Yayasan Oase Intim.
Rahman, Abd. (2011). Panduan Integrasi Nilai Multikultur dalam Pendidikan Agama Islam pada SMA dan SMK. PT. Kirana Cakra Buana.
Snijders, A. (2004). Antropologi Filsafat Manusia Paradoks dan Seruan. Kanisius. Soyomukti, N. (2015). Teori-Teori Pendidikan—Dari Tradisional, (Neo) Liberal,
Marxis-Sosialis, Hingga Postmodern. Ar-Ruzz Media.
Sutrisno, M., & Putranto, H. (2005). Teori-Teori Kebudayaan. Kanisius.
Syati, A. B. (1999). Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an. Pustaka Firdaus.
Tandapai, Asyer. (2017). Pendidikan Harmoni dalam Masyarakat Multikultural di Tana Poso. Disertasi: Universitas Hasanuddin.
Zulviany, Isrun, & Golar. (2021). The Study of Land Conflict of Mining Activities in the Forest Areas in Morowali Regency. International Journal of Research and Review, 8(10), 458–464. https://doi.org/10.52403/ijrr.20211060.